January 12, 2016

5 Ancaman kejahatan cyber yang bakal booming di tahun 2016

http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2016/01/04/645638/670x335/5-ancaman-kejahatan-cyber-yang-bakal-booming-di-tahun-2016.jpg
1. Serangan cyber berevolusi, tentara cyber bayaran menjamur

Merdeka.com - Pertama, APT akan menghilang dan diganti ancaman yang lebih berbahaya dan sulit terdeteksi. Selanjutnya, akan ada perubahan dramatis dalam struktur serta cara beroperasi dari APT.

Bisa dipastikan akan lebih banyak lagi pendatang baru yang bergabung ke dunia APT. Tentara bayaran cyber akan bertumbuh karena semakin banyak pihak-pihak yang berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari serangan online.

Mereka pastinya akan menawarkan keahlian serangan kepada siapa pun yang bersedia membayar, dan juga untuk menjual kepada pihak ketiga yang tertarik terhadap akses digital ke korban berprofil penting, hal seperti ini biasa disebut dengan penawaran 'Access-as-a-Service'.

2. Hacker suka serang perangkat orang kaya

Merdeka.com - Popularitas ransomware (virus yang didesain untuk meminta tebusan) akan semakin meningkat dengan penggunaan Trojan perbankan dan diprediksi akan semakin meluas ke area yang baru seperti perangkat OS X.

Perangkat dengan OS X memang diangap kebanyakan dimiliki oleh para target yang kaya sehingga akan lebih menguntungkan penjahat cyber. Selain itu perangkat mobile dan Internet-of-Things (IoT) yang terpasang pada berbagai peralatan rumah dan kantor juga dijadikan target. Seperti yang sudah diketahui, IoT juga banyak diaplikasikan oleh orang-orang berkantong tebal.

3. Pembayaran online jadi fokus hacking

Merdeka.com - Sistem pembayaran alternatif seperti Apple Pay dan Android Pay, serta bursa saham akan menjadi target empuk di tahun 2016. Serangan cyber di sektor keuangan akan terus dikembangkan oleh para penjahat cyber.

Hal ini memang tidak aneh, sebab ranah e-commerce dan aplikasi online di berbagai dunia, termasuk Indonesia terus tumbuh pesat. Dua ranah tersebut sangat bergantung pada sistem pembayaran online, sehingga menjadi sasaran yang pas bagi hacker. Terlebih, di tahun 2016 ini, mata uang digital, Bitcoin juga diprediksi kembali booming.

4. Informasi pribadi netizen jadi senjata hacker

Merdeka.com - Pada 2015 kita melihat kenaikan jumlah DOXing, serangan berupa public shaming serta pemerasan, semua orang mulai dari Hactivists hingga negara menggunakan strategi penyebarluasan foto-foto pribadi, informasi, daftar pelanggan, dan kode untuk mempermalukan target mereka.

Dan jangan lupa, banyak kasus peretasan yang melibatkan public figure di tahun 2015 bermula dari aksi social-engineering, alias hacking yang memanfaatkan data pribadi seseorang yang dibagikan di dunia maya. Misalnya, kasus-kasus tersebarnya foto bugil artis Hollywood di tahun 2015 lalu.

Sayangnya, Kaspersky Lab melihat bahwa praktek seperti ini masih akan terus meningkat secara eksponensial pada tahun 2016.

5. Internet terpecah belah, jadi komoditas monopoli
 
Tahun ini, internet juga diprediksi makin terpecah-belah, terbagi-bagi sesuai negara. Jika hal ini benar-benar terjadi, maka ketersediaan internet di wilayah manapun akan dapat dengan mudah dikendalikan dengan cara melakukan serangan pada titik-titik layanan yang dapat menyediakan akses di seluruh area yang berbeda-beda.

Metode seperti ini bahkan bisa menyebabkan munculnya pasar gelap untuk konektivitas internet. Hal ini juga melahirkan para oknum yang terus berusaha menjadikan akses internet sebagai komoditas berharga yang bisa dimonopoli.

Sumber : Merdeka.com

Gimana pendapat kalian..
Share dibawah :)