Jika kalian yang membaca artikel di Karena Lupa dan tidak terlihat gambar atau ada Error lain silakan matikan AdsBlock dan Refresh halaman. Terima Kasih :)
Home / Berita / Unik / Ternyata Ada Hujan di Matahari !!!
Sesuatu yang paling familiar di alam semesta
bisa jadi hal yang paling mengejutkan. Dan tak ada yang lebih
mengejutkan ketimbang fakta tentang bola besar api yang ada di langit,
benda raksasa yang membuat kita semua hidup, yaitu Matahari.
Fakta apa yang mengejutkan? Matahari ternyata telah lama kehilangan saudara kandungnya, yaitu hujan di atas permukaannya.
Pertama,
mari kita mulai dengan fakta dasar. Matahari terletak di sekitar 150
juta kilometer jauhnya dari Bumi, dan memiliki diameter selebar 1,4 juta
kilometer.
Dibandingkan dengan Bumi, Matahari memiliki ukuran
sekitar 109 kali lebih besar, dan memiliki massa yang 330.000 kali lebih
besar.
Sejauh
ini, dalam 4,5 miliar tahun masa hidupnya, Matahari telah melakukan
pembakaran sekitar 100 kali massa Bumi dan mengubahnya menjadi energi.
Tapi Matahari begitu besar sehingga pembakaran itu hanyalah 0,03% dari
jumlah massa totalnya.
Matahari terbuat dari 75% hidrogen, 24% helium, dengan sejumlah kecil unsur oksigen, karbon, neon dan besi.
Matahari
tak terbuat dari tiga wujud zat yang kita kenal - padat, cair atau gas.
Ia terbuat dari wujud zat keempat – yakni plasma.
Anda mungkin
ingat model atom yang tampak seperti tata surya mini, yang dipelajari
ketika sekolah. Ia memiliki inti berat di tengah, dengan awan elektron
yang jauh lebih ringan di sekitarnya.
Sebuah plasma adalah
sekumpulan atom yang begitu panas sehingga elektronnya menjadi rusak dan
bebas, serta tak lagi terikat dengan intinya. Elektron mengapung bebas
melalui lautan inti. Ini adalah 'plasma' – zat yang membentuk Matahari.
Jadi
sekarang Anda sudah mengetahui beberapa latar belakang, kini mari kita
pelajari saudara kandung Matahari yang telah lama hilang.
Seperti
kebanyakan bintang, Matahari kita lahir karena ia mengental dari awan
molekul debu dan gas yang besar (yang sebagian besar hidrogen dan
helium). Tapi ia tak lahir sendiri. Matahari lahir dalam sebuah kelompok
1000 bintang - semua dari awan yang sama.
Para astronom pergi
mencari, dan menemukan beberapa bintang dengan elemen yang sama seperti
Matahari. Mereka juga menghitung matematika dari gerakan putaran
beberapa bintang kandidat -selama 4,5 miliar tahun terakhir - kembali
ke awan purba.
Pada waktu itu, galaksi kita, Bima Sakti, telah
berputar pada porosnya sendiri sekitar 18 kali – sehingga hal ini
bukanlah masalah sepele.
Mereka telah menemukan apa yang hampir
pasti disebut sebagai salah satu dari saudara kandung Matahari. Ia
terletak 110 tahun cahaya di konstelasi Herkules, dan memiliki nama yang
tak romantic, yakni ‘HD 162826’. Ia sedikit lebih besar dari Matahari,
dan sedikit lebih panas - tapi usianya sama, karena lahir pada waktu
yang sama.
Jadi Matahari memiliki setidaknya satu saudara kandung
yang kita tahu, tapi bagaimana mungkin ia memiliki 'hujan'?. Padahal,
suhu di permukaannya itu sekitar 5000 ribu derajat celcius. Memang
saudara kandung ini bukanlah air, tetapi berfungsi seperti hujan di
Bumi.
Di Bumi, sebagian besar dari kita telah mendengar tentang
apa yang disebut siklus air. Uap air terbentuk (misalnya, di atas
lautan), dan naik ke atas untuk menciptakan awan. Saat mereka naik ke
ketinggian beberapa kilometer, awan mendinginkan diri untuk memproduksi
tetesan air kecil, yang jatuh seperti hujan. Tetesan ini berukuran
beberapa milimeter.
Di Matahari, hal serupa terjadi - tapi dengan
plasma, dan dengan skala yang jauh lebih besar. Melalui berbagai proses,
plasma Matahari akan menyemprot di ketinggian sekitar 63.000 kilometer,
mendinginkan diri dan kemudian jatuh lagi. Tapi tetesannya besar -
sekitar 100.000 kilometer persegi, atau kira-kira sebesar ukuran
Tasmania. Dan ketika mereka jatuh, mereka turun ke permukaan Matahari
dengan kecepatan sekitar 50 kilometer per detik.
Di samping hal
mengejutkan yang kita tahu tentang bintang terdekat kita, masih ada
begitu banyak hal yang kita tak ketahui. Sebagai contoh, kita tak tahu
mengapa atmosfer Matahari sekitar satu juta derajat celcius lebih panas
ketimbang permukaannya.
Tapi pada tahun 2017 nanti, Badan
Antariksa Eropa (ESA) akan meluncurkan pesawat luar angkasa ‘Solar
Orbiter’. Pesawat ini tak hanya akan berjarak 45 juta kilometer dari
Matahari, tetapi ia juga akan memberi kita tampilan pertama dari kutub
utara dan selatan Matahari.
Dan setahun setelahnya, NASA akan
meluncurkan pesawat ruang angkasa ‘Solar Probe Plus’ yang hanya berjarak
enam juta kilometer dari permukaan Matahari
Itu seharusnya cukup dekat untuk menyoroti banyak kejutan baru yang tak terduga.
comment 0 comments
more_vertShare dibawah :)