November 20, 2016

Apakah Perang Dunia Ketiga Akan Terjadi ?

Apakah Perang Dunia Ketiga Akan Terjadi ?
Apakah Perang Dunia Ketiga Akan Terjadi ?, Kapan Perang Dunia Ketiga Akan Terjadi, Benarkah Perang Dunia Ketiga Terjadi, World War 3, World War Three, Perang Dunia Ketiga, Perang Dunia 3


Saat ini, kita hidup di era yang tenang dan damai, dimana kehancuran Perang Dunia seakan tinggal kenangan di buku-buku sejarah. Atau setidaknya, mungkin itulah yang kita kira. Namun, bagaimana kalau kedamaian yang selama ini kita rasakan ternyata cuma ilusi?

Sejak Perang Dunia Kedua berakhir, sesungguhnya masih terjadi banyak konflik di berbagai penjuru dunia. Beberapa di antaranya bahkan hampir menyulut Perang Dunia Ketiga.

Jadi, seperti kekhawatiran teman-teman kita ini, apakah kita akan jadi generasi yang menyaksikan meletusnya Perang Dunia Ketiga?
Pertanyaan Tentang Perang Dunia Ketiga


Sebelum kita berdebat soal aneka asumsi sampai teori konspirasi, mari kita pelajari dulu mengapa sebuah perang bisa disebut sebagai “perang dunia”. Pendeknya, tidak semua perang bisa disebut sebagai perang dunia. Yang sekarang kita kenal sebagai Perang Dunia Pertama pun, dulunya tidak langsung disebut demikian.

Perang Dunia Pertama Dan Kedua / World War One and Two

Nah, berkaca dari Perang Dunia Pertama dan Kedua, ada beberapa ciri khas yang membuat Perang Dunia beda dari yang lainnya.
Pertama, dalam perang dunia, terjadi pertarungan antara koalisi-koalisi kekuatan besar dunia. Akibatnya, saat satu negara diserang, negara sekutunya pasti langsung datang membantu.

Kedua, banyak negara mau tak mau akan terlibat, bahkan termasuk bangsa-bangsa yang tidak berperang secara langsung. Britania Raya misalnya, pasti mengerahkan tentara dari negara-negara persemakmuran. Negara-negara di Asia juga konon diinvasi karena kesuburan lahan dan cadangan minyak.

Ketiga, akan muncul aneka kecanggihan teknologi, terutama di bidang militer dan keamanan. Di era Perang Dunia Pertama dan Kedua, lahir aneka kendaraan perang dan senjata mutakhir, bom nuklir, dan cikal bakal komputer. Keempat, Perang Dunia mengakibatkan kehancuran yang terstruktur, sistematik, dan masif, baik secara ekonomis maupun korban jiwa.

Penyebab perang pun bisa bermacam-macam, seperti provokasi satu pihak,
Franz - Ferdinand Assassination 1914

kebutuhan atas sumber daya,
Japanese Empire Occupation 1931 - 1945

keinginan untuk lebih berkuasa,
Nazi Invasion In Europe 1933 - 1945

nasionalisme berlebihan,
Rise Of Italian Facism 1922 - 1943

perbedaan Ideologi,
Perbedaan Ideologi

serta kecerobohan…
Kecerobohan, Salah Perkataan Berujung Salah Paham

Ya, kecerobohan yang berakibat fatal. Lalu bagaimana dengan kondisi dunia saat ini?

Sejak PBB berdiri, seorang pemimpin negara harus berpikir dua, tiga, atau empat kali sebelum berperang, apalagi kalau ia pemimpin negara demokratis.
Pertama, pernyataan perang hanya bisa ditujukan ke negara yang sama-sama merdeka. Kedua, pernyataan perang harus disetujui dulu oleh parlemen negara tersebut, karena belanja militer pasti akan menghamburkan uang negara.
Ketiga, sekarang ada peraturan internasional yang menyatakan bahwa serangan yang tidak lolos sensor Dewan Keamanan PBB akan dianggap ilegal. Akibatnya, negara penyerang bisa kena sanksi internasional.

Selain itu, seperti mahasiswa zaman sekarang yang sudah malas demo, masyarakat dunia pun malas perang bersenjata. Dengan adanya globalisasi, hidup akan lebih indah kalau dunia kita damai. Kita bisa bepergian ke mana saja tanpa takut tiba-tiba dibom, juga berhubungan dengan warga negara-negara lain tanpa takut dimata-matai. Selain itu, globalisasi juga memungkinkan ekonomi dunia untuk maju bersama lewat perdagangan bebas.

Kalau begitu, bukankah kita jadi tak usah lagi khawatir Perang Dunia Ketiga akan terjadi? Um… tidak juga.

Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB Sebagian Besar Negara Pemenang Perang Dunia Ke Dua

Kedamaian yang kita rasakan sejak PBB berdiri sesungguhnya dibangun di atas fondasi yang rapuh. Dewan Keamanan PBB sendiri sebetulnya didominasi oleh negara-negara pemenang Perang Dunia Kedua. Beberapa diantaranya masih dinilai sebagai kekuatan besar dunia saat ini, baik di bidang militer maupun ekonomi. Negara-negara ini memiliki sekutu mereka sendiri di berbagai penjuru dunia, baik secara langsung maupun dalam bentuk kerjasama internasional. Dukungan dari negara-negara ini sempat mengobarkan perang di Vietnam, Semenanjung Korea, dan bahkan konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina, serta negara Arab lainnya.
Konflik Israel dan Palestina yang hampir lepas pengawasan dari PBB


Negara-negara kuat ini masing-masing juga punya kepentingan yang belum tentu sejalan. Sekarang, perbedaan kepentingan semacam ini tengah terjadi setidaknya di tiga wilayah; pertama di Suriah, Ukraina, dan Laut Tiongkok Selatan . Jadi, di satu waktu, mereka bisa jadi sahabat, namun di waktu lain, bisa saja jadi musuh. Hal semacam ini rupanya juga pernah terjadi pada era Perang Dunia Kedua antara Jerman dan Rusia. Jadi, tidak ada jaminan bahwa suatu saat, negara-negara kuat ini tidak akan bertempur satu sama lain.

Dan omong-omong soal kuat, bersama enam negara lain, mereka juga merupakan negara dengan jumlah senjata nuklir terbanyak di dunia. Kita mungkin belum lahir saat Krisis Misil Kuba tahun 1962. Tapi asal kalian tahu, gara-gara konflik yang dilatarbelakangi perbedaan Ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet ini, dunia hampir mengalami perang nuklir. Mereka seakan tidak kapok melihat kerusakan yang diakibatkan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki…

Maka, seandainya perang dunia ketiga benar-benar terjadi, negara-negara ini pasti memegang peranan penting. Segala kebijakan luar negeri yang diambil pemimpin negara-negara ini otomatis akan sangat berpengaruh bagi kemaslahatan negara-negara di seluruh dunia. Nah, sekarang ketahuan kan mengapa berita tentang Pemilu Presiden Amerika Serikat sempat membanjiri timeline media sosial kita?

Jadi, apakah Perang Dunia Ketiga akan terjadi?

Jawabannya bisa iya, bisa tidak. Kalaupun terjadi, para peretas sistem informasi lah yang mungkin akan berperang di garis depan. Skalanya pun pasti lebih besar dari Mass Surveillance yang dikembangkan pasca Tragedi 11 September.

Dan sampailah kita pada pertanyaan yang paling penting,
Dimanakah posisi kita, Indonesia, saat semua ini terjadi?

Keadaan Kondisi Indonesia Dulu dan Sekarang Sangat Berbeda

Indonesia memang dulu aktif memperjuangkan perdamaian dunia, tapi sekarang, selama kita belum bisa move on dari masalah agama atau racun sianida, mungkin… kita tidak akan kemana-mana.
Dan seperti biasa, terima kasih.

Gimana pendapat kalian..
Share dibawah :)