January 26, 2016

Manusia baru menggunakan 0,1 Persen dari potensi otaknya

http://www.jualisagenixsurabaya.com/wp-content/uploads/2015/09/Autism-Cutting-Extra-Synapses-May-One-Day-Lead-to-Cure.jpgBANDUNG, (PRLM).- Potensi otak manusia yang digunakan saat ini rata-rata baru 0,1 persen. Bahkan seorang yang genius pun baru menggunakan potensi otaknya sekitar 1,5 persen.
"Itu adalah temuan tahun 1990, jika ternyata orang yang genius itu baru menggunakan 1,5 persen potensi otaknya. Bisa dibayangkan jika yang digunakan lebih besar dari itu," kata motivator Alexander Andri dalam Seminar "The Golden Parenting" yang digelar Bank mandiri bersama Golden Life Institute di SMPN 13 Bandung, Jln. Mutiara Bandung, Jumat (6/7).

Awalnya, kata Alexander, pada tahun 1970, diperkirakan potensi otak manusia baru digunakan 35 persen. Selanjutnya di tahun 1980, diperkirakan rata-rata 2-4 persen potensi otak yang baru digunakan serta 6 persen yang digunakan oleh orang genius.
"Pertanyaannya apa yang menjadi penyebab kecilnya potensi otak yang digunakan oleh manusia ini. Itu karena pengkondisian yang dilakukan oleh kita sendiri. Selalu ada pembatasan sehingga potensi dan kemampuan kita tidak berkembang tanpa batas. Salah sama dengan buruk, menyatakan tidak bisa, tidak mampu, dan lain-lain, " tuturnya.
Menurut Alexander, dalam otak manusia itu ada 1 triliun sel otak yang dinamakan neuron. Satu sel neuron ini sama dengan satu unit super komputer. "Artinya, satu otak manusia sama dengan satu triliun super komputer. Luar biasa kalau semua potensinya digunakan. Ide manusia tidak akan pernah habis," ucapnya.

Orang tua, kata Alexander, sebetulnya bisa memaksimalkan potensi dan kemampuan yang dimiliki anak. Namun faktanya mayoritas orang tua telah melakukan hal yang keliru, salah satunya adalah dengan memberikan beban, membandingkan anak, serta tidak pernah berkomunikasi dengan baik bersama anak.

"Berdasarkan data statistik, kurang dari 12 menit para orang tua berkomunikasi dengan anak dalam satu minggu. Bukan sekedar tinggal satu rumah atau komunikasi dengan telepon. Tapi ngobrol, tatap muka, dengarkan keluhan anak, apa yang dirasakan anak. Kalau orang tua tidak bisa seperti itu maka anak akan cari teman di luar, dan itu beresiko," ungkapnya.
Alexander menambahkan, yang punya pengaruh kuat terhadap seorang anak adalah orang tua, dan yang kedua adalah saudara kandung. Jangan pernah membanding-bandingkan anak dengan saudara atau siapapun. Biarkan anak menjadi diri sendiri, tanpa diberi beban. "Dan orang tua adalah guru yang terbaik. Jangan anggap sekolah terbaik adalah guru terbaik untuk anak," katanya
kita sekarang bahkan bisa lebih pandai dari enstein bila kita melihat bahwa potensi otak kita yang digunakan tidak lebih dari 10%.

sumber :pikiran rakyat

Gimana pendapat kalian..
Share dibawah :)